GENERAL

Kecepatan Putaran Mesin Bubut Dapat Dihitung Dengan Rumus dan Berapa ISO Standar Pahatnya

Rexdl.co.id, Kecepatan putaran mesin bubut dapat dihitung dengan rumus- Kecepatan putaran mesin bubut merupakan kemampuan kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/ menit.

Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya.

Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin atau benda kerjanya.

Kecepatan putaran mesin bubut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Cs = π.d.n Meter/menit

Adapun keterangan dari rumus kecepatan putaran mesin bubut di atas yaitu:

Cs : kecepatan Potong dari mesin Bubut

d : diameter benda kerja (mm)

n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menitRpm)

π : nilai konstanta = 3,14

Kalian juga harus tahu kecepatan putaran mesin bubut memang dapat dihitung dengan rumus, tetapi jenis pahat mesin bubut dan hal lain – lain juga mempengaruhi kecepatan dari mesin bubut itu sendiri dalam memotong.

Berikut kami akan kami tampilkan tabel  kecepatan mesin bubut yang telah di uji dari banyak pabrik.

TABEL KECEPATAN MESIN BUBUT DALAM MEMOTONG

Tabel diatas ini lah yang menjadi acuan dalam menghitung kecepatan putaran mesin bubut, adapun penjelasan dari tabel kecepatan mesin bubut dalam memotong sebagai berikut.

Kecepatan Pemakanan (Feed – F)

Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya : kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan.

Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal.

Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil permukaan yang halus (waktu pembubutan lebih cepat).

Pada proses penyelesaiannya / finishing digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).

Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah:

F = f x n (mm/menit).

Keterangan :

f= besar pemakanan atau bergesernya pahat ( mm/ putaran)

n= putaran mesin (putaran/menit).

Bahwa kecepatan mesin bubut dalam memotong ditentukan dari jenis pahat dari mesin bubut itu sendiri. Adapun Pahat yang berstandar ISO/ ditentukan pada mesin bubut adalah sebagai berikut :

Jenis pahat bubut menurut standar ISO, terdapat 9 (sembilan) type diantaranya:

  • ISO 1
  • ISO 2
  • ISO 3
  • ISO 4
  • ISO 5
  • ISO 6
  • ISO 7
  • ISO 8
  • ISO 9

Adapun keterangan dari standar ISO di atas sebagai berikut :

  • Pahat ISO 1

Pahat ISO 1  digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75o . Pada umumnya pahat jenis ini digunakan untuk membubut pengasaran yang hasil sudut bidangnya tidak memerlukan siku atau 90º.

  • Pahat ISO 2

Pahat ISO 2 digunakan untuk pembubutan memanjang dan melintang (pembubutan muka/ facing) dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 45º. Pahat jenis ini juga dapat digunakan untuk membubut champer atau menghilangkan ujung bidang yang tajam (debured).

  • Pahat ISO 3

Pahat yang ber ISO 3 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dan melintang dengan sudut bidang samping (plane angle) sebesar 93º. Pada proses pembubutan melintang tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil yang siku (90º) pada sudut bidangnya, yaitu dengan cara menggerakan pahat menjauhi sumbu senter.

  • Pahat ISO 4

Paha yang ber ISO 4 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan pemakanan relatif kecil dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º.Pahat jenis ini pada umumnya hanya digunakan untuk proses finishing.

  • Pahat ISO 5

Pahat yang ber ISO 5 digunakan untuk proses pembubutan melintang menuju sumbu center dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Jenis pahat ini pada umumnya hanya digunakan untuk meratakan permukaan benda kerja atau memfacing.

  • Pahat ISO 6

Pahat ISO 6 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 90º, sehingga pada proses pembubutan bertingkat yang selisih diameternya tidak terlalu besar dan hasil sudut bidangnya dikehendaki siku (90º) pahatnya tidak perlu digerakkan menjauhi sumbu senter.

  • Pahat ISO 7

Pahat yang berISO 7 digunakan untuk proses pembubutan alur menuju sumbu center dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 0º. Pahat jenis ini dapat juga digunakan untuk memotong pada benda kerja yang memiliki diameter nominal tidak lebih dari dua kali lipat panjang mata pahatnya.

  • Pahat ISO 8

Pahat yang ber ISO 8 digunakan untuk proses pembesaran lubang tembus dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 75º.

  • Pahat ISO 9

Pahat ISO 9 digunakan untuk proses pembesaran lubang tidak tembus dengan hasil sudut bidangnya (plane angle) sebesar 95º.

Related Articles

Back to top button